PI – Surabaya, Dalam dunia kesehatan, inovasi dan penelitian adalah nafas penggerak harapan peningkatan kualitas hidup serta penunjang ketahanan kesehatan Nasional. Sayangnya, di Negara kita, inovasi di sektor ini terkesan kurang mendapatkan perhatian serius Pemerintah, bahkan seringkali menghadapi jalan terjal penuh tantangan yang tak selalu datang dari segi ilmiah, tetapi lebih sering dipengaruhi faktor birokrasi, politis dan kepentingan organisasi tertentu.
Salah satu contoh nyata, penelitian terapi infus gelembung nano hidrogen yang diinisiasi dan dilakukan Tim Peneliti Universitas Brawijaya yang tergabung dalam IMI (Institut Molekul Indonesia) di bawah bimbingan Prof. Sutiman Bambang Sumitro, SU., D.Sc. dan kawan kawan, bersama Raho Club (Reverse Aging and Homeostasis Club). Terapi tanpa obat ini menawarkan harapan baru dalam dunia kesehatan, sebagai garda terdepan pendukung kemajuan dunia kesehatan. khususnya yang mencari alternatif lebih alami dan tidak tergantung obat.
IMI dan RAHO Club bekerjasama dengan pola simbiosis mutualisme. Tim IMI yang melakukan penelitian berfokus pada perbaikan metabolisme sel dan mengikis penyumbatan pembuluh darah sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit degeneratif seperti stroke, jantung, kanker, diabetes, Alzheimer dan lain lain, sedangkan Raho Club yang mengumpulkan naracoba dan donasi. Tak dapat dipungkiri, penelitian apalagi berskala besar, perlu dukungan banyak naracoba dan dukungan dana tidak sedikit.
Sampai saat ini berkumpul sekitar 13 ribu anggota/naracoba di RAHO Club demi menggantungkan kesehatannya, terdiri dari berbagai kalangan majemuk; masyarakat umum berbagai kelas, dokter, Akademisi, Eksekutif, DPR, BIN, TNI, POLRI, Jurnalis dan lain lain.
Kreatifitas anak bangsa tidak boleh diterbengkalaikan, apalagi sampai mati sia-sia. Pemerintah dan seluruh elemen Negara seyogyanya berbenah membuka ruang bagi anak Bangsa yang ingin menciptakan perubahan positif, apalagi di sektor medis yang sangat krusial. Dukung penuh Inovasi besar ini dan berikan perhatian serta bantuan selayaknya kepada para peneliti / para innovator demi tercapainya angka ketahanan kesehatan Nasional yang prima bagi seluruh masyarakat dan elemen Bangsa!
Jajaran kementerian kesehatan, BPOM dan semua pihak terkait serta berkompeten dalam bidang perijinan, saya harapkan bahu membahu membantu kemudahan penerbitan perijinan bagi RAHO Club serta berbagai peneliti / innovator lainnya yang berpotensi menguntungkan masyarakat, Bangsa dan Negara kita. Bahkan saya berharap, kedepan terapi gelembung nano RAHO Club ini dirangkul BPJS.
Terima kasih saya sampaikan juga kepada Aparat Penegak Hukum yang telah ikut berperan mendukung suksesnya penelitian IMI bersama RAHO Club demi tercapainya ketahanan kesehatan Nasional yang prima bagi seluruh masyarakat dan elemen Bangsa.
Institusi TNI ALpun secara terbuka ikut melakukan penelitian terapi gelembung nano bersama RAHO Club dan IMI. Dan untuk kepentingan penelitian, maka 22 Agustus 2024 lalu TNI AL membuka RAHO Club cabang Lakesla (Lembaga Kesehatan Kelautan TNI AL) di Surabaya.
Hadir para Tokoh penting di pembukaan cabang besar Raho Club itu, diantaranya Eks KSAL Laksamana TNI (Purn) Soeparno, Ir Koarmada II Laksma TNI Eriyawan, Direktur Doktrin Kodiklatal Laksma TNI Nouldy J. Tangka, Kepala lakesla Kolonel Laut (K) dr. Pudjo Laksono, Eks Kapolda Jatim/Wakabareskrim Polri Irjen Pol (Purn) Hadiatmoko, Prof. Sutiman Bambang Sumitro dan kawan kawan pengurus IMI, Ketua Umum RAHO Club Kan Eddy, Ketua Umum PJI (Persatuan Jurnalis Indonesia) Hartanto Boechori, anggota DPR RI Bambang DH dan banyak Tokoh penting lainnya.
Jika kita mau jujur, tidak sedikit warga Indonesia memilih berobat ke luar negeri; Singapura, Malaysia, China, Taiwan, hingga Amerika Serikat. Mengapa?! Karena mereka merasa pelayanan kesehatan di negara-negara tersebut lebih profesional dan terjangkau. Ini tentu tamparan bagi kita semua, bahwa sistem kesehatan tanah air masih belum mampu memberikan kepercayaan kepada warganya sendiri. Saya harap, adanya terapi gelembung nano RAHO Club akan membalik keadaan. Orang luar negeri berbondong-bondong datang ke Negara kita untuk memperjuangkan kesehatan mereka.
(Red/yat)
Tinggalkan Balasan