Gatot Nurmantyo: Kami tak mau diam saja dengan kondisi krisis seperti ini

by Agustus 21, 2020

Jakarta, paradigmaindonesia.com –Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo kembali muncul ke publik setelah sekian lama vakum.Gatot Nurmantyo pun tampil di acara Indonesia Lawyers Club atau ILC di TV One Selasa 18/8

Ia menyatakan bahwa dirinya telah melakukan perenungan sejak 2017. Dalam perenungan tersebut, ia terkejut dengan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP).

Dalam kesempatan itu, Gatot Nurmantyo mengungkapkan rasa sakit hatinya pada keadaan Indonesia saat ini.
Mulanya, Gatot mengatakan bahwa dirinya sering berkonsultasi dengan sejumlah tokoh untuk membahas permasalahan negara saat ini.

Pertemuan kecil itu semakin hari melebar, diikuti banyak tokoh lainnya hingga dibentuklah KAMI.”Maka saya konsultasilah dengan Pak Bachtiar Hamzah senior saya, sama dengan Pak Kaban, Pak Din Syamsudin, Pak Abdullah Yahya, Bu Chusnul juga.” ujarnya Selasa (18/8/2020).”Kelompok kecil itulah bicara-bicara. Melebar-melebar masing-masing, Pak Said Didu, awalnya dengan Bang Yani, dengan Pak Nainggolan dan sebagainya,” jelas Gatot.

Gatot mengatakan bahwa semua tokoh yang berdiskusi dengannya termasuk dirinya merasa sakit hati dengan kondisi krisis akibat pandemi covid-19.”Ini memang kita semua sakit hati, sakit hatinya adalah kondisi seperti ini maka kita bersama-sama menyampaikan suara hati nurani rakyat.”ujarnya

“Kondisi sekarang ini tidak normal memang, dengan terjadi covid ini terjadi pembekuan, proses pembekuan,” ucap Jenderal TNI 60 tahun ini.Ia khawatir pembatasan-pembatasan yang terjadi di segala aspek nantinya bisa membuat hubungan rakyat dan pemerintah tidak menjadi baik.

Sehingga, Gatot Nurmantyo merasa hal itu perlu diingatkan kepada pemerintah.”Antara murid dengan guru, antara murid dengan dosen, antara manajer dengan pekerja, antara pemilik hotel dengan tamu, proses pembekuan.”
“Akumulasi ini bisa terjadi pembekuan antara raktyat dan pemerintah, ini yang berbahaya maka harus diingatkan,” kata dia.

Gatot Nurmantyo menegaskan, ia tidak ingin menjadi pasif dan tidak bersuara dalam menangani krisis akibat pandemi covid-19 yang mengguncang Indonesia kini.

Sebelumnya, saat hadir di acara deklarasi KAMI, Gatot mengeluhkan sikap pemerintah yang menggampangkan penanganan Covid-19 dan lebih memikirkan penanganan hal lain.“Respon terhadap ancaman ini dipenuhi sikap menggampangkan. Bahkan lebih fokus pada kepentingan lain yang bisa lebih dulu dikesampingkan,” seru mantan Panglima TNI berbintang 4 tersebut.

Ia menambahkan, negeri ini bisa terlepas dari kesulitan, karena memiliki kekayaan yang melimpah. Hal tersebut dapat menjadi modal untuk bebas dari kesulitan.“Indonesia memiliki seluruh potensi untuk menjadi negara maju. Itu artinya Indonesia akan lepas dari segala kesulitan,” imbuhnya. (tri/yat/in.lc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.