Kupang, paradigmaindonesia.com-Setelah melaksanakan pelayaran selama tiga hari dari Mamuju, Sulawesi Barat, KRI Makasar-590 yang membawa Satlat Jalasesya Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat ll Angkatan ke-68 tiba di Bumi Flobamora, Nusa Tenggara Timur dan sandar di dermaga Mako Lantamal VII Kupang, Jl. Yos Sudarso, Bolok, Kupang tadi pagi, Senin (19/10).
Tibanya Satlat Jalasesya Taruna AAL pada pukul 09.50 Wita ini, disambut persembahan tarian tradisional Dudung Baluk dilanjutkan pengalungan selendang kain tenun khas daerah setempat oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor B. Laiskodat didampingi Komandan Lantamal VII Kupang Laksma TNI I G. Kompiang Aribawa.
Tampak hadir juga Wakapolda NTT Brigjen Pol A. Kliment, Kabinda NTT Brigjen TNI Adrianus S. A. Nugroho, Kasrem 161/WS Kolonel Inf Jemz Ratu Edo serta Danlanud Eltari Kupang Kolonel Pnb Bambang Juniar Djatmiko yang masing-masing mengalungkan selendang kepada Komandan KRI Makassar, Palaklat dan beberapa perwakilan Taruna-Taruni AAL.
Pada kesempatan tersebut Komandan Lantamal VII/Kupang mengucapkan selamat datang kepada Taruna-Taruni AAL serta kepada para prajurit KRI Makasar dan Staflat Jalasesya tahun 2020 di bumi Flobamora, Nusa Tenggara Timur. Selama sandar di Kupang telah disiapkan beberapa agenda bagi Taruna AAL, diantaranya melaksanakan kunjungan ke sejumlah pejabat pemerintah kota dan provinsi serta instansi militer di kota Kupang.
Danlanatamal VII berpesan kepada Taruna agar memanfaatkan Lattek Jalasesya ini dengan sebaik-baiknya dan mempergunakan waktu belajar ini untuk lebih mengenal lagi tentang kelautan, kapal perang sesuai korps masing-masing dan kebudayaan yang ada di nusantara.
Kegiatan pelayaran ini lanjutnya, juga memberikan pengalaman kepada Taruna-Taruni AAL tentang peran dan fungsi pangkalan dalam hal ini Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII/Kupang dalam memberikan dukungan kepada unsur-unsur operasi TNI dan TNI AL.
Sebagai generasi muda calon pemimpin TNI dan TNI AL masa depan lanjutnya, para Taruna-Taruni juga harus memiliki kepedulian dan kepekaan yang tinggi terhadap Visi Maritim yang dulu pernah membuat bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki pelaut-pelaut handal dan tangguh yang mampu menjaga dan mengamankan wilayah laut Nusantara dengan baik, serta menjadikan laut sebagai wahana perhubungan, perdagangan dan sumber kehidupan rakyat.
“Saya meyakini, ilmu dan pengalaman yang didapat Taruna-Taruni selama kegiatan pelayaran ini agar dijadikan sebagai bekal saat nanti menjadi Perwira, oleh karena itu tetaplah bersunguh-sungguh dalam menjalani pendidikan di AAL,” pungkasnya.(aal/wan)
Tinggalkan Balasan