Surabaya, paradigmaindonesia.com- Ratusan Taruna dan Taruni, Perwira Pertama serta Pengasuh di jajaran Akademi Angkatan Laut (AAL) mengikuti acara Internalisasi Penataran Pancasila Perwira TNI AL yang dibuka Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono, S.E.,M.M. dari Auditorium Denma Mabesal Jakarta di Gedung Maspardi, Kesatrian Buimoro, Surabaya, Rabu (29/7).
Diantara 288 Taruna/I, 45 Perwira Pertama (Letda/Lettu/Kapten) dan 36 pengasuh Taruna AAL ini, tampak hadir Gubernur AAL Laksda TNI Edi Sucipto, S.E.,M.M, Wagub AAL Brigjen TNI (Mar) Endi Supardi, Seklem AAL serta Para Pejabat Utama AAL lainnya.
Menurut Gubernur AAL, atas seizin Kasal, seluruh Taruna AAL diperkenankan menginkuti Internalisasi Penataran Pancasila Perwira TNI AL ini. Gubernur memandang perlu karena derasnya pengaruh budaya dan nilai-nilai dari luar yang kurang sejalan dengan nilai budaya Indonesia kini masif tersebar melalui media sosial, sehingga perlu bagi generasi muda perlu tahu dan memahi nilai-nilai Pancasila yang di gali dari kehidupan bangsa Indonesia
Pada acara ini, selain peserta di auditorium Denma Mabesal juga diikuti dari 12 satuan dijajaran TNI AL secara Vicon mendapatkan pencerahan dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, B.A., B.A., M.A., Ph.D. dalam dua sesi materi, yaitu Sesi Pertama dengan materi Sejarah dan Relevansi Pancasila, dan sesi kedua dengan materi Falsafat Pancasila dan Peran BPIP.
Menurut Kasal dalam sambutannya mengatakan, perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini, ada kecenderungan stagnasi bahkan penurunan pemahaman bahkan sikap dan tingkah laku yang tidak lagi mencerminkan pribadi bangsa indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Hal ini disinyalir sebagai akibat dari perkembangan lingkungan strategis nasional dengan didorong kemajuan teknologi informasi dan revolusi industri, berakibat masuknya ideologi-ideologi asing yang mencemari pemahaman Pancasila oleh rakyat Indonesia.
Harus kita pahami bersama lanjutnya, bahwa dalam era perang modern ini, perang non-konvensional akan menjadi centre of gravity yang baru, dimana salah satunya adalah proxy war melalui perang pemikiran ideologi dan sosial budaya, yang berusaha mengalihkan rakyat dari kepribadian bangsa yang berdasarkan kepada ideologi Pancasila.
“Oleh karena itu, kita sebagai insan pertahanan dan prajurit yang pancasilais harus segera bertindak membentengi pancasila dari serangan peperangan model baru ini,” terangnya.
Kegiatan internalisasi pancasila ini bertujuan untuk mengaktualisasikan serta memurnikan implementasi nilai-nilai ideologi Pancasila di lingkungan kita sebagai basis kekuatan ideologi negara, sekaligus untuk membangkitkan kembali peran tiap-tiap personel TNI AL sebagai agen penguatan Pancasila disatuan kerjanya dan juga lingkungan sekitarnya.
Agenda utama dari kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta pandangan hidup bangsa indonesia yang bertindak sebagai alat pemersatu yang harus tetap dipertahankan sampai kapanpun demi tetap tegak dan berdirinya NKRI di tengah dinamika global.
Kasal menekankan agar kegiatan ini dimanfaatkan seoptimal mungkin secara proaktif untuk bertanya kepada narasumber serta untuk menyumbangkan ide-ide serta gagasan inovatif dan kreatif. Sehingga, setelah para peserta kembali ke satuan mampu mempelopori upaya penguatan nilai-nilai ideologi pancasila di lingkungannya, dimulai dari diri pribadi sebagai contoh teladan.(aal/wan/yat)
Tinggalkan Balasan